Selasa, 8 Juli 2025, Universitas Islam Negeri
(UIN) Walisongo Semarang menyelenggarakan kegiatan pembekalan dan pelepasan
mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Mandiri Inisiatif Terprogram (KKN MIT) ke-20.
Kegiatan ini berlangsung di Auditorium II Kampus 3 UIN Walisongo Semarang dan
diikuti oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai kelompok KKN yang tersebar di
Kabupaten Semarang. Setiap kelompok KKN mengirimkan lima orang perwakilan yang
terdiri dari koordinator desa (kordes), sekretaris, bendahara, dan dua anggota
lainnya.
Acara dimulai dengan proses registrasi peserta pada pukul 08.00 WIB dan resmi
dibuka pukul 09.00 WIB. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan bekal
pengetahuan, etika sosial, serta wawasan penting lainnya kepada mahasiswa
sebelum diterjunkan langsung ke lokasi pengabdian masyarakat.
Dalam kegiatan ini, mahasiswa mendapatkan materi pembekalan yang disampaikan oleh narasumber dari berbagai latar
belakang. Materi pertama bertema “Membangun Kesadaran Gender: Dasar-dasar
Responsif Gender dalam Pelaksanaan KKN di Masyarakat” yang disampaikan oleh Ibu
Titik Rahmawati, M.Ag., selaku Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) LP2M
UIN Walisongo. Dalam paparannya, beliau menekankan bahwa mahasiswa KKN harus
menyadari potensi terjadinya kekerasan, pelecehan, atau subordinasi di
masyarakat, baik secara verbal, psikis, maupun fisik.
Mahasiswa dihimbau untuk tidak menoleransi segala bentuk pelecehan, termasuk
catcalling, menyentuh fisik tanpa izin, ataupun candaan seksual. Apabila
terjadi tindakan pelecehan atau kekerasan, mahasiswa diinstruksikan untuk
segera melapor melalui hotline pelaporan 0813-7025-5027 atau langsung ke Unit
Layanan Terpadu (ULT) kampus. Tindakan tegas akan dilakukan terhadap pelaku,
baik dari masyarakat maupun sesama mahasiswa.
Materi kedua disampaikan oleh perwakilan
dari Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kabupaten Semarang dengan tema “Pencegahan Stunting dan Moderasi Beragama di Kabupaten Semarang”. Dalam
penyampaiannya, pihak Kesra mendorong mahasiswa KKN untuk menjalin komunikasi
yang harmonis dengan pemerintah desa, tokoh masyarakat, dan warga sekitar.
Komunikasi yang baik dianggap sebagai kunci keberhasilan pelaksanaan program
kerja mahasiswa di desa. Selain itu, disampaikan pula data pertumbuhan dan
penyebaran kasus stunting di wilayah Jawa Tengah, yang masih menjadi perhatian
serius pemerintah. Oleh karena itu, mahasiswa diharapkan dapat berkontribusi
aktif dalam upaya sosialisasi dan edukasi pencegahan stunting melalui program
kerja yang relevan dengan kebutuhan desa tempat mereka mengabdi.
Lebih lanjut, Kesra Kabupaten Semarang juga menyoroti pentingnya mahasiswa
dalam menjaga nilai-nilai moderasi beragama. Di Kabupaten Semarang, terdapat
masyarakat dari latar belakang agama dan kepercayaan yang beragam, namun hidup
berdampingan secara rukun dan saling menghargai. Mahasiswa UIN Walisongo
sebagai representasi lembaga pendidikan Islam diminta untuk menjaga sikap
toleran, menghormati kebiasaan masyarakat setempat, dan tidak menciptakan
gesekan sosial. Mereka juga diingatkan agar selalu menjaga nama baik almamater
dan menunjukkan sikap profesional, etis, dan santun selama menjalankan
pengabdian masyarakat. Nilai-nilai tersebut menjadi bekal penting dalam
memperkuat karakter mahasiswa sebagai agen perubahan yang responsif terhadap
realitas sosial dan budaya di masyarakat.
Kegiatan pembekalan ini ditutup dengan
pembacaan doa dan istigasah bersama sebagai bentuk permohonan kelancaran selama
pelaksanaan KKN. Diharapkan, dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa dapat
menjalankan tugas pengabdiannya secara maksimal, menjaga etika, dan membawa
nama baik UIN Walisongo Semarang selama berada di tengah masyarakat. Kegiatan
ini juga menegaskan pentingnya kesadaran gender, toleransi, serta
profesionalisme dalam menjalankan misi sosial dan keagamaan KKN MIT.
.png)
0 Comments